Skenario Film Pendek

Produser : Ari
Sutradara : Fajar Teguh
Penulis Skenario : Farid Eko Prastyo
Direction Of Photography : Choirul Anam
Penyunting Gambar : -
Penata Artistik : -
Penata Suara : -
Penata Musik : -
Editor : * Arista Tri Migiawati
* Eni
Unit Manager : All Crew
Pemeran : * as Yudha
* as Korban Copet
* as Laki-Laki


Judul : Too Much Love
Tema : Kasih sayang seorang anak pada Ibunya



Sinopsis :

Pada ulang tahun ibunya, Yudha ingin memberikan suatu hadiah. Namun, ia masih bingung hal apa yang akan ia berikan agar dapat membuat ibunya bahagia. Ia melakukan pencarian hadiah tersebut selama seharian penuh demi membuat ibunda tercintanya bahagia. Ia berusaha keras walaupun banyak halangan yang akan Ia hadapi.


Treatment :

Di kamar kost, Yudha baru terbangung dari tidurnya pukul 10.00 karena alarm pengingat handphone yang berisi pengingat tentang hari ulang tahun ibunya berbunyi sangat keras. Ia pun kaget dan segera meninggalkan tempat tidurnya yang masih berantakan dengan tergesa-gesa dengan mata masih tertutup karena masih menagantuk mengingat Ia belum mempersiapkan suatu hadiah apapun untuk Ibunya.

Setelah keluar dari kamar kostnya, lantas Yudha berlari menuju kamar mandi depan untuk mandi.

Setelah ia selesai mandi, Yudha kembali ke kamar kostnya untuk berganti baju.

Lalu, ia segera berlari keluar dari kamar kostnya mengingat waktu sudah semakin siang dan mengingat jarak Yudha dengan Ibunya sekarang cukup jauh. Ia terhenti sejenak, ia melihat dompetnya. Namun, tak ada uang sepeser pun dalam dompetnya. Ia semakin bertambah bingung.

Ia terus berjalan di tengah keramaian kota dan terus berjalan tanpa tau mana arah yang akan Ia tempuh sambil memandangi foto Ibunya. Dalam hati Ia berpikir, apa yang harus Ia berikan pada Ibunya pada ulang tahun ibunya kali ini agar Ibunya dapat bahagia.

Ia terus berpikir bagaimana Ia dapat memberikan suatu hadiah padahal Ia tak memiliki uang dan tak memiliki pekerjaan yang tetap. Ia sangat bingung kali itu.

Di tangah panasnya terik matahari Ia berhenti sejenak di taman kota untuk beristirahat. Ia terus berpikir bagaimana Ia memberikan suatu hadiah pada Ibunya sedangkan Ia tak mempunyai uang sedikitpun.

Suatu ketika di taman kota saat ada gerombolan orang di dekat pohon hias, Ia mempunyai pikiran untuk mencopet salah satu orang di gerombolan tersebut untuk mendapatkan uang agar Ia dapat membelikan suatu hadiah pada Ibunya tercinta.

Ia lantas menuju gerombolan orang tersebut. Dengan hati yang iba dan sedikit was-was, Yudha terus melangkahkan kakinya. Sesampainya ia di keramaian tadi, Ia masih ragu haruskah ia melakukan tindak kriminal tersebut.

Kali itu Yudha telah gelap mata, Ia tak tahu lagi apa yang harus Ia lakukan. Dan Ia melihat ada dompet dari seorang Pria yang sedikit keluar dari sakunya. Ia mendekati Pria tersebut perlahan-lahan.

Dan suatu ketika saat semua orang di keramaian tersebut lengah, Yudha mengambil dompet dari Pria tersebut dan berjalan menjauhi Pria itu secara perlahan.

Yudha segera menjauhi gerombolan orang tersebut dan segera pergi dari taman kota agar Ia tidak ketahuan telah mengambil dompet tadi.

Ia berjalan menuju toko buku untuk membeli sebuah buku karena Ia teringat Ibunya suka membaca. Setelah Ia selesai melihat-lihat buku di toko tersebut, Ia masih ragu haruskah Ia membelikan buku untuk Ibunya dengan uang hasil copetnya tadi.

Namun bagaimana lagi, mengingat waktu sudah sore Ia langsung mengambil salah satu novel keluaran terbaru dan Ia segera menuju kasir untuk membayar novel tersebut dan membawa novel itu pada Ibunya.

Di tengah antrian kasir, Yudha membuka dompet hasil copet tadi. Ia melihat banyak uang dan credit card di dalam dompet itu. Yudha semakin bertambah bingung. Ia terus berpikir dalam hatinya.

Dengan sedikit putus asa, Ia keluar dari antrian di kasir toko buku. Lalu, Ia mengembalikan novel yang diambil tadi ke rak dimana Ia mengambil novel tadi.

Ia keluar dari toko buku. Sambil terus berjalan, Ia memandangi dompet yang Ia copet tadi. Lalu, Ia berhenti di halte untuk beristirahat sejenak saat sore tiba.

Ia terus memandangi dompet Pria tadi dengan pikiran yang ragu. Tanpa sadar, lamunan Yudha diperhatikan oleh seorang Pria di sampingnya.

Pria tersebut mendekati Yudha dan bercakap-cakap pada Yudha. Pria tersebut memberikan saran bijaknya pada Yudha perihal ulang tahun ibu Yudha dan dompet hasil copetnya tadi. Pria tersebut menyuruh Yudha untuk mengembalikan dompet itu kepda pemiliknya. Dan hadiah untuk Ibunya tidaklah harus barang yang berwujud nyata yang dapat dipandang. Seorang Ibu akan senang dan bahagia apabila melihat anak tercintanya menjadi anak yang sholeh dan berbakti.

Yudha tersadar dan Ia tak ragu lagi. Ia sangat berterima kasih pada Pria yang ditemuinya di halte tadi.

Yudha segera mencari rumah orang yang Ia copet tadi dengan melihat KTP di dalam dompet tersebut.

Lantas Ia menaruh dompet tersebut di depan pagar rumah orang itu.

Setelah memberikan dompetnya tadi, Ia lalu bergegas menuju tempat Ibunya mengingat waktu sudah hampir malam.

Ia menuju ke pesarean dimana Ibunya telah dimakamkan dengan pasti. Ia menuju makam Ibunya. Ia berbicara sendiri dengan makam Ibunya layaknya bertemu dengan Ibunya secara langsung. Ia berjanji bahwa Ia akan menjadi anak yang sholeh yang tidak akan mengecewakan Ibunya yang telah meninggal.

Yudha yang sebelumnya adalah seorang remaja yang tak tau apa-apa tentang agama, moral maupun akhlak kini menjadi sadar karena pembicaraannya dengan Seorang Pria yang Ia temui di halte bus yang membuat Yudha berjanji pada Alm.Ibunya dan dirinya sendiri untuk menjadi manusia yang lebih baik dengan mengubah kehidupan tak menentunya. Yudha kini pindah di salah satu Pondok Pesantren untuk menuntut ilmu agama,akhlak,moral dan untuk memperbaiki nilai kehidupan yang belum Ia dapatkan sebelumnya…

TAMAT



OPENING SCENE
INT.KAMAR KOST – PAGI HARI
Di kamar kost, Yudha baru terbangung dari tidurnya pukul 10.00 karena alarm pengingat handphone yang berisi pengingat tentang hari ulang tahun ibunya berbunyi sangat keras. Ia pun kaget dan segera meninggalkan tempat tidurnya yang berantakan dengan tergesa-gesa dengan mata masih tertutup masih mengantuk mengingat Ia belum mempersiapkan suatu hadiah apapun untuk Ibunya.

Shot 1 :
Yudha masih tertidur pulas di kostnya yang berntakan walau sudah pukul 10.00 WIB.
Shot 2 :
Setelah beberapa saat, alarm pengingat handphone milik Yudha berbunyi sangat keras. Alarm tersebut berisikan tentang hari ulang tahun Ibunya.
Shot 3 :
Yudha bangun (hanya membuka matanya). Dia mencari-cari sumber bunyi alarm tersebut. Setelah Ia mengetahui bahwa itu adalah bunyi dari alarm pengingat tentang hari ulang tahun ibunya, Ia sangat kaget.

YUDHA
(dengan kagetnya)
WADUH… KESIANGAN,

Shot 4 :
Tanpa pikir panjang, Yudha melempar selimutnya dengan sembarangan di kamar kostnya dan berlari keluar menuju kamar mandi.

SCENE 2
EXT.DEPAN KAMAR KOST – PAGI HARI
Setelah keluar dari kamar kostnya, lantas Yudha berlari menuju kamar mandi depan untuk mandi.

Shot 1 :
Yudha keluar dari kamarnya tergesa-gesa
Shot 2 :
Ia langsung berlari menuju kamar mandi dengan lari sempoyongan hamper terjatuh.

YUDHA
(sambil berlari sempoyongan hampir terjatuh)
WADUH… CEPET… CEPET…

Shot 3 :
Ia masuk ke kamar mandi untuk mandi.
** FADE OUT

SCENE 3
INT.KAMAR KOST – PAGI HARI (10.10)
Setelah ia selesai mandi, Yudha kembali ke kamar kostnya untuk berganti baju.

Shot 1 :
Yudha masuk ke kamar kost masih menggunakan handuk.
Shot 2 :
Lantas Ia memakai pakaiannya dengan tergesa-gesa.

SCENE 4
INT.KAMAR KOST – PAGI HARI (10.45)
Lalu, ia segera berlari keluar dari kamar kostnya mengingat waktu sudah semakin siang dan mengingat jarak Yudha dengan Ibunya sekarang cukup jauh.

Shot 1 :
Yudha melihat jam saat itu pukul 11.00
Shot 2 :
Ia segera berlari keluar dari kamar kostnya.

SCENE 5
INT.DEPAN KOST – SIANG HARI
Ia terhenti sejenak, ia melihat dompetnya. Namun, tak ada uang sepeser pun dalam dompetnya. Ia semakin bertambah bingung.

Shot 1 :
Yudha mengambil dompet dari saku belakangnya.
Shot 2 :
Ia melihat tak ada uang dalam dompetnya.

YUDHA
(yudha bingung karena tak memiliki uang,dengan lirih ia berkata)
KOK ADA UANG…
MAU NGASIH IBU HADIAH APA KALO GINI…

Shot 3 :
Yudha meneruskan perjalanannya.

** FADE OUT

SCENE 6
EXT.JALANAN KOTA – SIANG HARI
Ia terus berjalan di tengah keramaian kota dan terus berjalan tanpa tau mana arah yang akan Ia tempuh sambil memandangi foto Ibunya. Dalam hati Ia berpikir, apa yang harus Ia berikan pada Ibunya pada ulang tahun ibunya kali ini agar Ibunya dapat bahagia.

Shot 1 :
Di trotoar jalan raya Yudha berjalan tanpa arah yang pasti karena tak tau arah yang Ia tuju.
Shot 2 :
Sambil berjalan, Yudha mengambil foto Ibunya dari saku kemeja yang Ia kenakan.

YUDHA
(sambil terus berjalan di tengah kota, yudha memandangi foto ibunya dengan tatapan sedikit sedih dan bingung. Ia berbicara dalam hatinya dengan suara pelan)

** SOT
BU… YUDHA HARUS GIMANA…?
YUDHA UDAH GAK PUNYA APA-APA LAGI…
TAPI YUDHA PENGIN LIAT IBU SENANG DI ULANG TAHUN IBU INI…
YUDHA MESTI NGASIH APA…?

Shot 3 :
Yudha terus berjalan sambil masih memandangi foto Ibunya.

** FADE OUT
SCENE 7
DEPAN TAMAN KOTA – SIANG HARI

Ia terus berpikir bagaimana Ia dapat memberikan suatu hadiah padahal Ia tak memiliki uang dan tak memiliki pekerjaan yang tetap. Ia sangat bingung kali itu.
Di tangah panasnya terik matahari Ia berhenti sejenak di taman kota untuk beristirahat. Ia terus berpikir bagaimana Ia memberikan suatu hadiah pada Ibunya sedangkan Ia tak mempunyai uang sedikitpun.

Shot 1 :
Yudha berjalan menuju taman kota sambil memasukkan kembali foto Ibunya ke saku kemeja yang Ia kenakan tadi.
Shot 2 :
Dengan bingungnya di siang hari yang panas itu Ia menuju ke dalam taman kota untuk beristirahat sejenak.
Shot 3 :
Yudha memasuki taman kota dan duduk di rerumputan taman kota.

YUDHA
(sambil duduk dan memandang keramaian di sekitarnya, yudha memikirkan sesuatu dan berbicara dalam hatinya)
SUDAH SIANG…
BELUM DAPAT APA-APA BUAT IBU…
TAPI GIMANA CARANYA BIAR DAPAT NGASIH SESUATU BUAT IBU…?
UDAH GAK PUNYA UANG, GAK KERJA,
MASA’ HARUS MINTA-MINTA SAMA ORANG…?
AH… PAYAH…

SCENE 8
EXT.TAMAN KOTA – TENGAH HARI

Suatu ketika di taman kota saat ada gerombolan orang di dekat pohon hias, Ia mempunyai pikiran untuk mencopet salah satu orang di gerombolan tersebut untuk mendapatkan uang agar Ia dapat membelikan suatu hadiah pada Ibunya tercinta.

Shot 1 :
Yudha masih duduk di rerumputan taman kota.
Shot 2 :
Ada gerombolan orang berdiri menghadap pohon rindang di taman kota.

Shot 3 :
Yudha memandangi dan memperhatikan gerombolan orang tadi.
Shot 4 :
Salah satu dompet milik orang di gerombolan itu hamper keluar dari saku celana belakangnya.
Shot 5 :
Yudha memperhatikan hal tersebut. Dalam hati ia berkata.

YUDHA
(duduk sambil memperhatikan dompet salah seorang di gerombolan tadi, ia berkata dalam hatinya)
** SOT
AH… APAKAH INI AKHIRNYA…?
KALO KU AMBIL DOMPET ORANG ITU, MUNGKIN UANGNYA BISA BUAT BELI HADIAH IBU.
TAPI APA INI BENAR…?
UDAHLAH, GAK ADA CARA LAIN…
Shot 6 :
Yudha terus memperhatikan gerak-gerik orang tadi.


SCENE 9
EXT.TAMAN KOTA – SIANG HARI

Ia lantas menuju gerombolan orang tersebut. Dengan hati yang iba dan sedikit was-was, Yudha terus melangkahkan kakinya. Sesampainya ia di keramaian tadi, Ia masih ragu haruskah ia melakukan tindak kriminal tersebut.

Shot 1 :
Yudha berdiri dari duduknya.
Shot 2 :
Dengan sekikit bingung dan ragu-ragu Ia berjalan mendekati gerombolan orang tadi.
Shot 3 :
Setelah Ia sampai tepat di belakang orang yang Ia incar tadi di gerombolan tersebut, Ia berhentin sejenak.
Shot 4 :
Ia berdiri tepat di belakang orang tadi dan berpikir dalam hatinya.

YUDHA
(sambil memandangi dompet milik orang tadi, ia berpikir)
** SOT
LAKUKAN PA ENGGAK…
AH… MASA BODOH,
Shot 5 :
Yudha terus memperhatikan orang-orang disekitarnya.







SCENE 10
EXT.TAMAN KOTA – SIANG HARI

Kali itu Yudha telah gelap mata, Ia tak tahu lagi apa yang harus Ia lakukan. Dan Ia melihat ada dompet dari seorang Pria yang sedikit keluar dari sakunya. Ia mendekati Pria tersebut perlahan-lahan.

Shot 1 :
Setelah yudha terus memperhatikan situasi dan kondisi di sekitarnya. Ia lantas mendekati orang yang Ia tuju saat Ia merasa aman dengan berjalan secara perlahan.
Shot 2 :
Ia terus memperhatikan dompet dari orang yang Ia incar tadi.

SCENE 11
EXT.TAMAN KOTA – SIANG HARI
Dan suatu ketika saat semua orang di keramaian tersebut lengah, Yudha mengambil dompet dari Pria tersebut dan berjalan menjauhi Pria itu secara perlahan.

Shot 1 :
Yudha berdiri tepat di belakang orang yang akan Ia ambil dompetnya tadi.
Shot 2 :
Dengan memperhatikan keadaan di sekitarnya, Yudha mengambil dompet dari orang tersebut secara perlahan agar orang tersebut tidak mengetahui saat dompetnya Ia ambil.
Shot 3 :
Yudha memasukkan dompet yang Ia copet ke saku celananya.
Shot 4 :
Yudha berjalan menjauhi orang tersebut perlahan-lahan.
** FADE OUT

SCENE 12
EXT.DEPAN TAMAN KOTA – SIANG HARI
Yudha segera menjauhi gerombolan orang tersebut dan segera pergi dari taman kota agar Ia tidak ketahuan telah mengambil dompet tadi.

Shot 1 :
Yudha berjalan keluar dari taman kota dengan sedikit was-was.

SCENE 13
EXT.DEPAN TOKO BUKU – SIANG HARI
Ia berjalan menuju toko buku untuk membeli sebuah buku karena Ia teringat Ibunya suka membaca.

Shot 1 :
Di keramaian kota,Yudha berjalan menuju ke toko buku.
Shot 2 :
Yudha memasuki took buku tersebut.
** FADE OUT


SCENE 14
INT.TOKO BUKU – SIANG HARI
Setelah Ia selesai melihat-lihat buku di toko tersebut, Ia masih ragu haruskah Ia membelikan buku untuk Ibunya dengan uang hasil copetnya tadi.

Shot 1 :
Yudha melihat-lihat buku-buku di rak toko buku tersebut.
Shot 2 :
Yudha mengambil salah satu novel di rak buku tersebut.
Shot 3 :
Sambil melihat buku yang Ia ambil, Ia berpikir dalam hatinya.

YUDHA
(memandangi novel yang ia ambil)
IBU SUKA NOVEL… TAPI IBU GAK BAKAL SUKA KALAU AKAU KAYAK GINI…
AH… TOH IBU JUGA GAK BAKAL TAU…

SCENE 15
INT.TOKO BUKU – HAMPIR SORE HARI
Namun bagaimana lagi, mengingat waktu sudah sore Ia langsung mengambil salah satu novel keluaran terbaru dan Ia segera menuju kasir untuk membayar novel tersebut dan membawa novel itu pada Ibunya.

Shot 1 :
Yudha membawa novel yang Ia ambil tadi ke kasir toko buku tadi.

SCENE 16
INT.TOKO BUKU – HAMPIR SORE HARI
Di tengah antrian kasir, Yudha membuka dompet hasil copet tadi. Ia melihat banyak uang dan credit card di dalam dompet itu. Yudha semakin bertambah bingung. Ia terus berpikir dalam hatinya.

Shot 1 :
Yudha menuju antrian di kasir toko buku.
Shot 2 :
Yudha mengambil dompet hasil copetnya tadi. Lalu melihat isi dari dompet tadi.
Shot 3 :
Ia semakin bertambah bingung kala melihat banyak uang dan kartu kredit yang terdapat dalam dompet yang Ia ambil tadinya.

YUDHA
(ia sangat bingung kali itu, ia berpikir)
** SOT
GAK…
IBU GAK AKAN SUKA KALAU IA TAU INI BUKAN CARA YANG HALAL.
LEBIH BAIK GAK USAH AJA…

Shot 4 :
Ia kembali memasukkan dompet hasil copetnya ke dalam saku celananya.

SCENE 17
INT.TOKO BUKU – HAMPIR SORE HARI
Dengan sedikit putus asa, Ia keluar dari antrian di kasir toko buku. Lalu, Ia mengembalikan novel yang diambil tadi ke rak dimana Ia mengambil novel tadi.

Shot 1 :
Yudha keluar dari antrian di kasir toko buku yang Ia datangi tadi.
Shot 2 :
Yudha menuju rak dimana Ia mengambil novel yang Ia akan beli tadi.
Shot 3 :
Yudha menaruh novel yang Ia ambil tadi pada tempatnya.
** FADE OUT

SCENE 18
EXT.DEPAN TOKO BUKU – SORE HARI
Ia keluar dari toko buku. Sambil terus berjalan, Ia memandangi dompet yang Ia copet tadi.

Shot 1 :
Yudha keluar dari toko buku.
Shot 2 :
Ia terus berjalan di tengah keramaian kota.
Shot 3 :
Ia kembali mengambil dompet yang Ia copet tadi dari saku celananya.
Shot 4 :
Ia terus berjalan dan memandangi dompet yang Ia copet tadi dengan ekspresi bingung.

** FADE OUT

SCENE 19
EXT.HALTE BUS – SORE HARI
Lalu, Ia berhenti di halte untuk beristirahat sejenak saat sore tiba.

Shot 1 :
Ia singgah sebentar di halte bus karena sedikit merasa kelelahan.
Shot 2 :
Yudha duduk di halte bus dan masih memandangi dompet yang Ia copet tadi.


SCENE 20
EXT.HALTE BUS – SORE HARI
Ia terus memandangi dompet Pria tadi dengan pikiran yang ragu. Tanpa sadar, lamunan Yudha diperhatikan oleh seorang Pria di sampingnya.

Shot 1 :
Di samping Yudha ada seorang laki-laki yang memperhatikan Yudha tanpa Ia ketahui.
Shot 2 :
Yudha terdiam dan berangan-angan tentang Ibunya dan masih diperhatikan oleh laki-laki di sampingnya.

YUDHA
(melamun dan berangan tentang ibunya)
** SOT
BU… MAAFIN YUDHA…
YUDHA UDAH GAK TAU MAU GIMANA LAGI BIAR YUDHA BISA BUAT IBU BAHAGIA LAGI…

Shot 3 :
Laki-laki di samping Yudha masih memperhatikan lamunan Yudha dengan pandangan sedikit penasaran.

SCENE 21
EXT.HALTE BUS – SORE HARI
Pria tersebut mendekati Yudha dan bercakap-cakap pada Yudha. Pria tersebut memberikan saran bijaknya pada Yudha perihal ulang tahun ibu Yudha dan dompet hasil copetnya tadi. Pria tersebut menyuruh Yudha untuk melaporkan dompet tersebut sebgai dommpet temuan di kantor polisi terdekat. Dan hadiah untuk Ibunya tidaklah harus barang yang berwujud nyata yang dapat dipandang. Seorang Ibu akan senang dan bahagia apabila melihat anak tercintanya menjadi anak yang sholeh dan berbakti. Yudha tersadar dan Ia tak ragu lagi. Ia sangat berterima kasih pada Pria yang ditemuinya di halte tadi.

Shot 1 :
Laki-laki tadi lantas mendekati Yudha.
Shot 2 :
Laki-laki tersebut ngobrol dengan Yudha.

LAKI-LAKI
(menepuk pundak yudha)
MAS… KENAPA MELAMUN…?

YUDHA
(kaget dan menjatuhkan dompet yang ia pegang)
EH…!!
IYA… IYA… ADA APA MAS…?

LAKI-LAKI
(mengulangi pertanyaannya dengan pelan-pelan)
KENAPA KOK MELAMUN…?

YUDHA
(sambil mengambil dompet yang terjatuh)
GINI MAS…
JUJUR AJA, AKU TADI NCOPET DOMPET MILIK ORANG DI TAMAN KOTA.

LAKI-LAKI
(terkejut)
LOH… BUAT APA MAS??

YUDHA
(dengan polosnya menjawab)
AKU BINGUNG MAS…
IBUKU ULANG TAHUN, TAPI AKU GAK PUNYA APA-APA BUAT IBU.
TERUS AKU NCOPET, TERUS UANGNYA MAU AKAU BELIIN BUKU BUAT IBU.
LAKI-LAKI
(mengerti apa yang dimaksudkan yudha)
HMMM… BEGINI MAS,
SEBENARNYA GAK PERLU SAMPAI KAYAK GITU…
KALAU IBU MAS TAU KALAU MAS NCOPET DEMI HADIAH BUAT IBU MAS,
IBU MAS MALAH GAK SUKA…

YUDHA
(menyaut omongan laki-laki tadi)
LHA TRUS AKU KUDU GIMANA MAS…?

LAKI-LAKI
MAS SEHARUSNYA TAU, SEMUA ORANG TUA AKAN BAHAGIA KALO PUNYA ANAK YANG SHOLEH YANG SELALU BERBAKTI SAMA ORANG TUANYA.
MAS GAK USAH NEKO-NEKO KAYAK GINI,
LAKUKAN APA YANG HARUS MAS LAKUKAN…

YUDHA
(tersadar, memejamkan mata sejenak merenungi apa yang telah ia lakukan)
** SOT
IBU MUNGKIN SUDAH MUAK MELIHAT KEBODOHANKU SELAMA INI,
SEKARANG AKU SADAR,
IBU SELAMA INI TAK MERASAKAN KEBAHAGIAAN KARENA AKAU,
IBU HANYA BERSANDIWARA DAN MENYEMBUNYIKAN PERASAAN SEBENARNYA, KEBENCIANNYA PADAKU KARENA KEBODOHANKU,
MAAFKAN AKU IBU… MAAF…

LAKI-LAKI
(berbicara dengan lirih)
SEKARANG MAS LEBIH BAIK NGEMBALIIN DOMPET INI KE PEMILIKNYA,

YUDHA
(dengan sigap menjawab)
IYA MAS…
MAKASIH BUAT SARANNYA…

Shot 3 :
Yudha menyalami laki-laki tadi dan pergi meninggalkan halte untuk mencari rumah orang yang Ia copet.

** FADE OUT


SCENE 22
EXT.DEPAN RUMAH ORANG YANG DICOPET – SORE HARI
Yudha segera mencari rumah orang yang Ia copet tadi dengan melihat KTP di dalam dompet tersebut. Lantas Ia menaruh dompet tersebut di depan pagar rumah orang itu. Setelah memberikan dompetnya tadi, Ia lalu bergegas menuju tempat Ibunya mengingat waktu sudah hampir malam.

Shot 1 :
Sambil membawa dompet, Yudha mencocokkan alamat rumah dan alamat KTP di dompet tersebut.

Shot 2 :
Ia tepat di depan rumah orang yang Ia copet dompetnya. Lalu memanggil pemilik rumah.

YUDHA
(dengan kerasnya ia berkata di pinggir pagar rumah)
PERMISI… PERMISI…
PAK… ADA KIRIMAN…

Shot 3 :
Yudha menaruh dompet tersebut di depan pagar dan berlari meninggalkan dompet tersebut.

** FADE OUT


SCENE 23
EXT.PEMAKAMAN – SORE HARI
Ia menuju ke pesarean dimana Ibunya telah dimakamkan dengan pasti. Ia menuju makam Ibunya. Ia berbicara sendiri dengan makam Ibunya layaknya bertemu dengan Ibunya secara langsung. Ia berjanji bahwa Ia akan menjadi anak yang sholeh yang tidak akan mengecewakan Ibunya yang telah meninggal.

Shot 1 :
Yudha memasuki tempat pemakaman.
Shot 2 :
Ia menuju makam Ibunya.
Shot 3 :
Ia duduk di sebelah makam Ibunya.
Shot 4
Ia menuju makam Ibunya.
Shot 3 :
Ia duduk di sebelah makam Ibunya.
Shot 4 :
Sambil memandangi makam Ibunya, dalam batin Ia berangan.

YUDHA
(memandangi makam Ibunya dengan tersenyum dan dalam batinnya ia berjanji)
BU… SEKARANG YUDHA PAHAM,
SELAMA INI YUDHA SALAH, YUDHA TERLALU MENYEPELEKAN SEMUA KESALAHAN YANG YUDHA PERBUAT.
SEKARANG YUDHA INGIN IBU MERESTUI KEPUTUSAN YUDHA,
YUDHA AKAN MENIGGALKAN KEHIDUPAN LAMA YANG MEMBUAT YUDHA BUTA AKAN KEBENARAN, TAK TAU AKAN APA YANG IBU INGINKAN SELAMA INI.

WALAU IBU MUNGKIN TAK MENDENGAR APA YANG YUDHA KATAKAN,
NAMUN, DI ALAM SANA NANTI IBU PASTI AKAN DAPAT TERSENYUM…
YUDHA HARAP IBU BAHAGIA,
YUDHA AKAN BERUSAHA MENGHILANGKAN KEBODOHAN YUDHA,
YUDHA AKAN BERUSAHA MENJADI ANAK YANG SHOLEH DAN MELAKUKAN APA YANG HARUS YUDHA LAKUKAN.
MENINGGALKAN SEMUA YANG TAK HARUS YUDHA LAKUKAN.
YUDHA BERJANJI,
GAK AKAN LAGI NGULANGI SEMUA KESALAHAN YANG YUDHA PERBUAT…

** DISOLVE

SCENE 24
EXT.DEPAN GERBANG PONDOK PESANTREN – MALAM HARI
Yudha yang sebelumnya adalah seorang remaja yang tak tau apa-apa tentang agama, moral maupun akhlak kini menjadi sadar karena pembicaraannya dengan Seorang Pria yang Ia temui di halte bus yang membuat Yudha berjanji pada Alm.Ibunya dan dirinya sendiri untuk menjadi manusia yang lebih baik dengan mengubah kehidupan tak menentunya. Yudha kini pindah di salah satu Pondok Pesantren untuk menuntut ilmu agama,akhlak,moral dan untuk memperbaiki nilai kehidupan yang belum Ia dapatkan sebelumnya…

Shot 1 :
Yudha berdiri di depan gerbang Ponpes dengan tersenyum.
Shot 2 :
Yudha berjalan memasuki Ponpes tersebut.


** CT

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme